SIMBOK dan GUNUNG

  • 0

 
Simbok (ibu) adalah sosok wanita perkasa, pekerja keras. Walaupun miskin, ia tak pernah berhenti memberi, memberi dari kekurangannya. Seperti gunung yang perkasa dan banyak berjasa.
 
ink on paper
25 x 17 cm
karya herjaka hs 2018

#gunungberapi
#ibu
#wanitaperkasa

 

PENABUR

  • 0


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sesudah menabur benih di malam hari, ia pergi tidur. Benih itu tumbuh sendiri, dari mulai bertunas, bertangkai, berbulir dan akhirnya berbuah. Si penabur tidak tahu bagaimana benih itu bertumbuh, tugasnya hanyalah menabur di musim tanam dan merawatnya lalu memanen di musim tuai.

ink on paper 
25 x 17 cm 
karya herjaka hs 2018 
 
#penaburbenih
#penabur
#musimtanam
#musimtuai

NIAN dan IMLEK

  • 0

  
      oil on canvas
    210 x 145 cm
    karya herjaka hs 2021
 
 NIAN adalah makhluk Astral yang muncul setiap malam pergantian tahun Imlek, untuk memangsa manusia. Oleh karenanya setiap malam tahun baru, mereka menutup pintu rumah rapat-rapat, cemas dan takut menjadi sasaran Nian yang ganas. Hingga pada suatu saat datanglah Orang Tua utusan dewa untuk memberitahukan cara mengusir Nian. 
Orang Tua itu mengajak semua orang bersatu, memakai kain warna merah, menyalakan bunga api dan membunyikan aneka tetabuhan, untuk menghadapi makhluk astral tersebut.
Benar, Nian ketakutan melihat banyak orang memakai kain merah, menyalakan bunga api serta membunyikan aneka tetabuhan. Ia lari menuju desa lain, tetapi semua desa bersatu megusir Nian dengan cara yang sama. Hingga akhirnya Nian kelelahan tak berdaya dan dapat dilumpuhkan.
Pesta kembang api, lampion, diiringi aneka bunyi-bunyian dengan menggunakan warna serba merah yang digelar pada malam tahun baru Imlek, dapat dimaknai sebagai upaya bersama untuk menghadapi serta mengusir Nian.
Mengusir Nian adalah mengusir ketakutan serta kekhawatiran untuk menyongsong masa depan dengan sukacita dan berpengharapan. 
 
Selamat Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili
Gong Xi Fa Cai
#mitologinian
#pestakembangapi
#pestalampion
#tahunbaruimlek
#warnamerah
  
 


Menyambut Tahun Baru 2021

  • 0

Mencermati tanda-tanda jaman di tahun 2021 dengan menjalani sebuah laku untuk mengusahakan keharmonisan antara sesama ciptaan dan alam semesta. Banyak hal yang harus ditinggalkan di tahun 2020, serta banyak hal pula yang harus dibangun bersama di tahun 2021 demi Memayu Hayuning Bawana.

lukisan cat air diatas kertas A3
karya herjaka hs 2020

#tandatandajaman
#tahunbaru2021 

LAHIR RAJA DAMAI

  • 0

Bersujud dan menyembah Sang Raja Damai yang lahir pada setiap hati, sama halnya dengan menyerahkan hidupnya kepada Kuasa Damai, serta berusaha menghidupi, memperjuangkan dan membagikan damai kepada setiap orang. 
Semoga Malaikat Tuhan selalu melindungi dari segala sakit- penyakit, dan menjaga dari marabahaya
Damai di hati, damai di bumi
Selamat Natal bagi saudara-saudaraku yang merayakan
 
oil on canvas
190 x 140 cm
karya herjaka hs  
Desember 2020

  • 0



KIRAB PENGANTIN adalah peristiwa di mana mahkota kehidupan di muliakan dan dielu-elukan sepanjang jalan. Teriakan dan lambaian tangan mereka merupakan support kepada pengantin, agar mahkota yang dikenakan terus diperjuangkan dan dipertahankan supaya tidak jatuh, rusak dan menjadi kotor karena hempasan badai kehidupan

oil on canvas

150 x 95 cm

herjaka hs 2020 

CANDRA BIRAWA

  • 0


 

 

 

 

 

 

 

Inilah Aji Candrabirawa milik Prabu Salya yang menyerang Puntadewa di perang Bharatayudha hari ke-18. Wujudnya ribuan raksasa kecil dengan naluri keganasan yang mengerikan. Namun kali ini Candrabirawa kena batunya. Sepanjang hidupnya Puntadewa tidak pernah membenci sesamanya. Walau pun itu musuhnya. Oleh karenanya ketika dirinya dipaksa menjadi senapati perang, ia membiarkan dirinya diserang oleh musuhnya, dan tidak sekali-pun membalas. Apalagi membunuh raksasa-raksasa Candrabirawa. Malahan ia membiarkan darahnya dihisap oleh raksasa ganas itu. Darah yang putih, darah yang suci yang dimiliki Puntadewa itulah yang mengalakan keganasan Candrabirawa.

 

This is Prabu Salya's Aji Candrabirawa who attacked Puntadewa in the 18th day of the Bharatayudha
 war. It was in the form of thousands of tiny giants with a terrible instinct for ferocity. But this time 
Candrabirawa hit the stone. All his life Puntadewa never hated each other. Even though that was his
 enemy. Therefore, when he was forced to become a warrior, he allowed himself to be attacked by his 
enemies, and never retaliated. Moreover, killing the Candrabirawa giants. Instead he let his blood be 
sucked by the ferocious giant. White blood, the sacred blood possessed by Puntadewa is what ignites 
Candrabirawa's ferocity.
 
oil on canvas
150 x 80 cm
herjaka H\hs 2020

 

 

 

Dua Menjadi Satu

  • 0


























Dua Menjadi Satu
Mangga disilakan. Semoga kalian senantiasa sehat walafiat dan bersama-sama mencapai umur panjang.
Doa yang sama dipanjatkan kepada pasangan yang telah dipersatukan dan sepakat naik dalam satu kereta untuk menyusuri jalan kehidupan yang kadang berliku.

Two Become One
Please. We wish you all the best health and together a long life.
The same prayers are offered to couples who have been united and agreed to take a train to go along the sometimes winding path of life.

Ink on paper
18 x 25 cm
Karya herjaka hs 2007


JALAN BELASKASIH

  • 0


JALAN BELASKASIH

Jalan belaskasih bukanlah jalan bagi orang-orang yang tidak peduli akan penderitaan sesamanya. Juga bukan jalan mereka yang pura-pura tidak tahu akan penderitaan orang lain. Jalan Belaskasih adalah jalan setiap hati  yang terketuk akan derita sesamanya dan dengan tulus dan tanpa pamrih turun tangan untuk menolongnya.

WAY of COMPASSION
The way of compassion is not a way for people who don't care about the suffering of their fellowmen. Nor is it the way of those who pretend not to know about the suffering of others. The Way of Compassion is the path of every heart that is tapped by the pain of others and sincerely and unconditionally intervenes to help it.

ink painting on paper
35 x 25 cm
the work of herjaka HS 2019