Loemboeng tegese oemah sing dienggo njimpen pari, redjo tegese tentrem toemrape wong akeh
Mengawali musim panen, Semar didampingi Dewi Kanestren membuat Tumpeng Robyong. Tumpeng tersebut dimaksudkan sebagai tanda
syukur atas rejeki yang melimpah di lumbung, dan sekaligus sebagai doa
pengharapan agar hasil panen tersebut tidak hanya menjadi santapan ragawi,
tetapi juga menjadi santapan jiwani. Dengan demikian setiap hati yang menikmati
hasil panen tersebut akan merasakan ketenteraman lahir batin dan bersama-sama
mendapatkan hidup yang tak berkesudahan.
Cat minyak pada kanvas, 80cm x 150cm, herjaka HS 2010
koleksi Bp. Teguh Puji Harsono dari Tegal
Lumbung Reja (Lumbung means rice barn, reja means
satisfying crops, peaceful)
At the beginning of harvest season, Semar and Dewi Kanestren made
Tumpeng Robyong. This special food was a symbol of gratitude for the satisfying
harvest, and also a prayer so that the crops not only be physical food but also
spiritual food. Thus, people who enjoyed the crops would feel peace together.
Oil on canvas, 80cm x 150cm, Herjaka HS 2010
Collected by Teguh Puji Harsono,
Tegal, Central Java
No comments:
Post a Comment