PAMOMONG JATI, penjaga, pendamping, pelindung
manusia yang sesungguhnya adalah Tuhan. Sebagai pamomong, Tuhan telah
memperpajang tanganNya dalam rupa dewa yang turun ke bumi, hidup bersama
manusia. Agar sang pamomong yang adalah dewa tersebut dapat berkomunikasi
secara sempurna kepada manusia, ia menjelma menjadi manusia.
Maka kemudian dipilihlah manusia sebagai tempat
penjelmaannya, namanya Smarasanta. Ia adalah seorang Janggan atau juru tulis di
padepokan Saptarengga. Orangnya cebol bulat, berkulit hitam, bermuka buruk.
Mengapa ‘sang pamomong’ memilih orang yang tidak populer? Tujuan untuk
menyamarkan diri agar tidak dikenali jati dirinya.
Setelah Dewa Pamomong manunggal menyatu dengan
dirinya, Janggan Smarasanta tidak lagi menjadi juru tulis. Ia berubah menjadi
sosok pamomomg yang menuntun manusia di jalan kebenaran, serta mengantar
manusia menuju kemuliaan.
Dikarenakan jatidirinya telah berubah, nama Janggan
Smarasanta pun semakin tenggelam. Manusia cebol berkulit hitam tersebut lebih
dikenal dengan sebutan Semar. Dari kata samar yang artinya tidak jelas, ya dewa
ya manusia.
Semar adalah pamomong setia dan abadi. Ia senantiasa
menggendong yang diemong, serta membawanya ke tempat yang tinggi, puncak dari
sebuah perjuangan dan keberhasilan hidup.
Tinta diatas kertas
70c x 50 cm
Karya: Herjaka HS 2003
Koleksi: Syarika Bralini
Sulisto
No comments:
Post a Comment