DEMI JABATAN

  • 0

DEMI JABATAN. Setelah Taman Sriwedari berada di Maespat kisah tragis antara kakak beradik pun dimulai. Ketika Dewi Citrawati bersenang-senang bersama para dhayang-dhayangnya, Sukrasana datang. Karuan saja mereka lari ketakutan. Ada setaaan!!!
Sumantri ditugaskan untuk mengusir setan tersebut. Maka kemudian secara diam-diam ditemuilah setan itu yang tak lain adalah adiknya.
”Sukrasana, adikku yang baik. Maukah engkau meninggalkan aku dan pulang ke pertapaan Ardisekar.”
”Kakang Sumantri, jangan ingkar janji ya, katanya jika aku dapat memindah taman Sriwedari aku boleh tinggal bersamamu di Mahespati” rengek Sukrasana dengan suara cedhal dan manja.
Jika Sumantri mengabulkan permintaan Sukrasana artinya ia gagal mengusir setan. Tentunya Sumantri tidak mau dirinya dianggap tidak becus mengusir setan, yang berakibat akan mengancam kedudukannya.
Maka mau-tidak mau Sukrasana harus pergi dari Mahespati.
Dan Sukrasana tidak mau meninggalkan Sumantri.
Bagaimana caranya memaksa Sukrasana. Sumantri pun menemukan akal. Ia kemudian menarik panah pusakanya untuk menakut-nakuti Sukrasana. Namun ternyata Sukrasana tidak takut dengan pusaka. Ia lebih takut berpisah lagi dengan Sumantri.
’Kata simbah Jangan bermain pusaka, nanti kalau ada setan lewat bilahi kamu.’  Sumantri melupakan peringatan leluhur. Akibatnya fatal. Anak panah lepas dan meluncur dari busurnya tepat mengenai jantung Sukrasana.
Sukrasana rebah tak bernyawa dipangkuan Sumantri, kakaknya yang dicintai dangan sepenuh hati.

Karya herjaka HS
Cat minyak pada kanvas
60 x 80 cm tahun 2013
Koleksi Bapak Aryadi Atamimi Jakarta            


No comments: